Sekarang saya akan membahas mode rendering yang digunakan.
Super Tilling
Super tilling ini hanya ada pada crossfire, juga merupakan mode standar dari crossfire. Pada supertilling, layar akan dibagi menjadi blok – blok seperti papan catur. Driver kemudian akan mengatur blok mana diproses oleh VGA yang mana.
Dibanding mode split frame rendering, mode ini bisa dibilang yang paling efisien dalam mengatur load balancing pada kedua VGA. Namun supertilling ini kabarnya tidak dapat berjalan pada game – game openGL.
Scissor/split frame rendering
Pada mode ini, layar akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu atas dan bawah. Masing – masing VGA akan memproses salah satu bagian layar tersebut. Untuk menjaga keseimbangan antar card, driver akan mengatur load balancing. Tergantung situasi dan kondisi grafik yang dirender, driver akan mengatur batas atas atau bawah. Mungkin bisa 50% - 50%. Namun jika pada game tersebut bagian bawah lebih berat, seperti dihutan, dimana grafik bagian bawah (tanah, semak-semak, bayangan, dll) lebih berat dari yang diatas (langit), maka driver akan menyesuaikan batas balancing hingga kedua VGA betul – betul memikul beban yang sama.
Mode ini didukung oleh kebanyakan game, namun jika driver tidak bisa mensinkronisasikan layar dengan sempurna, maka akan timbul seperti patahan pada batas balancing.
Alternate Frame Rendering
Alternate frame rendering adalah sebuah metode yang sudah cukup tua. Pada AFR, masing – masing card akan menghitung masing – masing frame. Misal VGA 1 akan memproses frame 1,3,5,7,dst, dan kemudian VGA 2 akan memproses frame 2,4,6,8,dst. Dibandingkan dengan yang lain, mode ini akan memberikan peningkatan kinerja yang signifikan. Load balancing pada kedua card juga bisa dikatakan seimbangnamun mode ini tidak dapat digunakan pada game yang menggunaka fungsi render-to-texture.
SuperAA
Mode ini hanya ada pada crossfire. SuperAA tidak memberikan peningkatan kinerja, melainkan kualitas image yang lebih. Pada SuperAA, tiap VGA akan mengkalkulasi anti aliasing dengan pola yang berbeda, dan kemudian menggabungkannya. Mode ini memungkinkan anti aliasing hingga 14x (12x dan 2xSS). Dengan anti aliasing 14x, rasanya jaggies tidak akan ditemukan.
Compability Mode
Compability mode ini hanya ada pada card Nvidia. Tujuannya sesuai dengan namanya, untuk mengeleminasi problem – problem yang muncul karena penggunaan SLI. Pada mode ini, hanya salah satu VGA saja yang bekerja, jadi seakan – akan VGA yang lain hanyalah pajangan di dalam casing. Secara performa tentu saja tidak ada peningkatan.
Conclusion
Menggunakan satu atau dua VGA pada komputer game kamu itu sepenuhnya terserah kamu. Namun dari segi rasio harga performa, dual VGA ini merupakan solusi yang mahal dan kurang berharga. Dikarenakan karena VGAnya yang bertambah satu, kita juga harus melihat periferal lain yang akan mensupport dual VGA. Jika periferal lain tidak mensupport seperti motherboard yang tidak support, slot PCI-E Cuma satu, atau PSU kamu masih 300 watt merk butut, makan akan ada banyak biaya lagi yang harus dikeluarkan untuk menggunakan dual VGA.
Kekurangan dan kelebihan
Keuntungan utama menggunakan dual VGA adalah performa yang sangat tinggi. Skor 10.000 poin pada 3D mark 2005 dapat diraih dengan mudah. Memainkan doom 3 atau half life 2 dengan resolusi HDTV dan framerate mulus bukan impian lagi. Dari sisi psikologi, tentu kamu akan sangat bangga dan bisa pamer ke teman – teman bahwa kamu memiliki 2 VGA yang total harganya mencapai 10 juta.
Kekurangannya harga satu VGA aja sudah mahal. Apalagi kalau dikali dua. Belum lagi platform yang tersedia juga terbatas (hanya Nforce 4 SLI dan radeon Xpress 200). Untuk mensuplai dual VGA, diperlukan PSU dengan daya ekstra besar (sekitar 550 watt lebih). Panas dalam casing juga akan bertambah seiring dengan bertambahnya sumber panas.